Sepekan yang lalu, anak saya terkena diare. Diare nya
termasuk yang akut, karena hampir tiap jam dia pup. Bahkan, suhu tubuhnya juga
ikut meningkat, dia demam. Khawatir? pasti.. malah lebih dari itu. Saya sempat
berdebat dengan suami. Saya ingin membawa si kecil ke dokter, tapi suami tidak
mau. Okelah, akhirnya saat si kecil tidur, saya mencari-cari informasi tentang tips mengatasi diare pada anak.
Ternyata, diare itu bukan penyakit, tapi suatu
mekanisme tubuh untuk mengeluarkan racun dari dalam tubuhnya. Banyak faktor yang dapat menyebabkan diare. Ada yang karena rotavirus, bakteri, salah
asupan makanan, penggunaan susu formula, dan lain-lain. Sebagian besar memang
disebabkan oleh virus.
Saya masih belum tau apa penyebab diare si kecil.
Tapi, sebagian besar literatur yang saya baca, hanya menyarankan untuk
dilakukan tindakan pencegahan agar si kecil tidak dehidrasi. Karena saya masih
belum tau penyebab diare anak itu apa, jadi saya tidak disarankan untuk
menggunakan antibiotik.
Di hari pertama, saya cuti kerja. Saya beri dia ASI
sebanyak-banyaknya. Jadi, sehari itu kerjaan si kecil hanya nen, ganti
popok, tidur, begitu terus karena dia masih pup tiap jam. Lalu saya beri dia
paracetamol untuk panas nya. Alhamdulillah, sore hari panas nya reda.
Saya cuti kerja hanya sehari. Esoknya, saya titip si
kecil ke ibu saya. Saya bekali anak saya oralit, zinc syrup, dan Lacto-B.
Oralit fungsinya mengganti cairan yang hilang karena
diare. Memang awalnya anak saya tidak mau minum, tapi lama-lama akhirnya dia
mau juga. (Waktu saya coba ternyata rasanya memang aneh.. Pantesan anak saya
gamau). Kenapa harus oralit sih? kenapa ga air putih saja? kan fungsinya
cuma menggantikan cairan yang hilang? Pikir saya. Oh jadi ternyata oralit
itu mengandung sejumlah elektrolit yang juga ternyata hilang saat diare.
Lalu, zinc itu untuk apa? Zinc sebetulnya bukan obat diare,
tapi pemberian zinc juga dapat menggantikan zinc di tubuh yang hilang akibat
diare. Zinc dan oralit diberikan secara bersamaan memangnya boleh?
Ternyata sangat boleh.. Bahkan hal ini direkomendasikan oleh WHO dan UNICEF.
Zinc juga bisa membantu menjaga kesehatan, pertumbuhan anak, dan meningkatkan
selera makan anak. Pemberian zinc dilakukan hingga 10 hari walaupun diare nya
sudah sembuh. Hal ini dimaksudkan agar anak terhindar dari diare kembali selama
2-3 bulan ke dapan. Dosis nya untuk anak saya yang baru 6 bulan, cukup satu
kali sehari sebanyak 20mg. Sedangkan untuk anak usia di bawah 6 bulan dan di atas 1 tahun bisa dibaca di artikel manfaat suplemen zinc untuk mengatasi diare pada balita.
Nah, kalau Lacto-B sendiri sih ini hanya tambahan
saja. Saya takut kalau anak saya ini diare karena bakteri. Daripada pake
antibiotik, mending saya kasih aja dia bakteri baik. Lacto-B ini isinya
probiotik dan sejumlah vitamin yang bisa menyehatkan sistem pencernaan.
Bentuknya bubuk, saya taburkan ke makanan nya 3x sehari 1/2 sachet. Saya beri
lacto-B di hari ke-4 dan ke-5. Di hari ke-6 saya stop kasih lacto-b, karena
frekuensi diare nya sudah berkurang.
Dari yang tadinya tiap jam, lalu berkurang jadi 8x
selama 24jam, berkurang lagi esok nya 5x, di hari ke-5 jadi 3x, di hari ke-6
dan ke-7 sudah 2x tapi pup nya masih encer, dan Alhamdulillah di hari ke-8
bentuk pup nya sudah mulai normal. Artinya, si kecil sudah benar-benar sembuh!
Ohya, diare juga bikin anak saya ruam popok. Ruam nya
parah sampai dia tidak bisa dipangku karena pantat nya lecet-lecet. Tiap ganti
popok pun dia selalu menjerit-jerit. Ruam nya ini saya obati dengan salep Bepanthen,
Alhamdulillah selama 3 hari ruamnya sembuh.
Ini estimasi harga beberapa suplemen yang saya
sebutkan di atas:
Oralit sekitar Rp 1.500,-/sachet
Zinc (saya pake zincpro syrup) Rp 45.000,-
Lacto-B Rp 6.000,-/sachet
Salep Bepanthen Rp 60.000,-
Sekian,
Thankyou for reading :)
Nice Inpo Nya Gaan
ReplyDelete